Ketika apapun yang diunggah ke internet, maka antara sisi hak cipta dan
plagiat termasuk duplikat atau copy dapat dilakukan kapan saja, di mana
saja dan oleh siapa saja.
Terinspirasi dari hal tersebut, seorang
mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Lampung
bernama Rian Yunandar ciptakan aplikasi yang mampu melindungi hak cipta
suatu citra digital dengan teknik watermarking (citra tanda).
Menurut
Rian, teknik ini dapat dianggap sebagai sidik digital (digital
signature) dari pemilik sah atas produk multimedia tersebut.
Dia
mengemukakan bahwa makin berkembang teknologi informasi saat ini
memudahkan seseorang untuk melakukan pelanggaran hak cipta yang ditandai
dengan semakin mudah mengakses informasi dan mendapatkan data dari
dunia maya atau internet.
"Untuk menanggulangi hal tersebut, saya
mencoba menciptakan aplikasi proteksi hak cipta menggunakan metode
image blending dengan teknik citra gambar yang tersembunyi dan tidak
tersembunyi atau visible and nonvisible watermaking. Metode ini
disimulasikan dengan pencampuran nilai pixel original image atau gambar
asli dengan image mark, yaitu penanda gambar dan mengkonversinya menjadi
citra gambar," katanya, seperti yang dikutip dari Antara (20/03).
Karyanya tersebut bermanfaat untuk dapat memberikan teknik proteksi hak cipta terhadap citra digital, citra gambar khususnya.
Citra
yang diproteksi diharapkan memiliki tingkat keamanan yang baik dan
mempunyai metode yang kuat untuk proses verifikasinya, katanya pula.
Pemberian
signature dengan teknik watermarking ini, kata Rian, diproses
sedemikian rupa sehingga informasi yang disisipkan tidak merusak data
digital yang dilindungi.
Karenanya, lanjut pria kelahiran 30
Oktober 1992 ini, secara kasat mata orang tidak menyadari kalau di dalam
data multimedia tersebut terkandung lebel kepemilikan pembuatnya.
"Permasalahan
pelanggaran kepemilikan hak cipta tidak akan pernah selesai jika tidak
dilengkapi dengan bukti otentik dari pemiliknya. Untuk itu, perlindungan
hak cipta dari suatu citra digital sangat diperlukan, dan aplikasi
proteksi hak cipta dengan teknik citra tanda ini diharapkan dapat
membantu masyarakat melindungi karya mereka dari plagiarisme," katanya
lagi.
Beberapa kelebihan aplikasi buatannya, dikatakan anak
sulung dari dua saudara ini, selain kapasitasnya yang lebih kecil, juga
lebih simpel dan mudah diakses oleh siapa pun, termasuk masyarakat awam.
"Hal yang terpenting, aplikasi ini tidak berbayar, semua orang bisa menggunakannya secara gratis," ujar Rian pula.
Dia
mengakui bahwa aplikasi proteksi hak cipta dengan teknik citra tanda
ini masih perlu perbaikan, khususnya dalam mengantisipasi serangan
watermax.
Berkaitan hal ini, Rian menyatakan bahwa dirinya masih
akan melanjutkan penelitiannya agar aplikasi tersebut menjadi lebih baik
dan metode yang digunakan lebih canggih.
Rektor IBI Darmajaya
Dr. Andi Desfiandi, S.E., M.A., mengatakan, "Dalam hal penelitian,
mahasiswa IBI Darmajaya memang dituntut untuk kreatif dalam menciptakan
penemuan-penemuan baru." Diharapkan penemuan tersebut nantinya dapat
diimplementasikan dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Baik dosen
maupun mahasiswa, kami mendorong mereka untuk aktif melakukan
penelitian. Selain mengembangkan keilmuan mereka, penelitian itu
diharapkan dapat menciptakan penemuan-penemuan baru yang nantinya bisa
bermanfaat bagi masyarakat. Kami sendiri berkomitmen untuk memfasilitasi
kebutuhan mahasiswa dan dosen dalam melakukan penelitian," kata Andi
pula.
Mahasiswa Lampung ciptakan aplikasi anti-plagiat gambar
Diposting oleh
YOGI SUSANTO
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar